Tampilkan postingan dengan label writing 10. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label writing 10. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 April 2009

Write Articles That Get Results





It's no secret that writing and publishing helpful articles is one of the best ways to promote your business. Writing articles can:

* Establish you as an expert in your field.

* Get your name and your company name in front of potential clients who you may never have been able to contact otherwise.

* Create valuable content for you to share with potential clients or convert into speeches and other marketing strategies.

Writing articles for local business publications, trade magazines, newsletters, and Web sites that reach your target audience can be a powerful piece of your marketing plan. But following through can be more difficult than it sounds, as many people hate writing or have a hard time just figuring out where to begin. Plenty of business owners and marketers hire outside firms or freelance writers

(like The WriteShop, www.writeshoponline.com) to write articles for them, which can be a time-saving solution. But if you want to write your own articles, it can be tough to know where to begin. These five tips may help you stay focused and get the job done.

1. Narrow your topic. In each article, be sure to address only one main idea -maybe you focus on one problem your readers have, or one solution that may work for them. Trying to cover too many topics in one article just causes confusion. Whenever you find yourself going off on an unrelated tangent, turn that tangent into another, separate article for future use.

2. Write in conversational style. Keep your audience in mind and try to write for them the way you'd speak to them. For most business writing, an informal, conversational style is preferable, especially if your article will be published on the Web. Remember that you want your article to be accessible and understandable for your target audience. Shorter sentences and language that is easy to grasp quickly will have better results than long diatribes full of words that require a dictionary.

3. Offer genuine, helpful information. While your articles are tools to help market your business, they are not advertisements. Don't fill your articles with promotional material about your company, or your readers will quickly lose interest. Instead, offer them real insight, tips, or advice that shows them you know what you're talking about. Their interest in your company and what you can do for them will come; but for the sake of your article, focus on providing information they can use.

4. Be brief. Especially when writing for the Web, brevity is crucial. Before sending any article for publication, read through it several times and cut out any unnecessary words. For instance, the word "that" can be eliminated in most cases. Make sure every word counts, and every sentence is meaningful and helpful for communicating your main idea.

5. Distribute, distribute, distribute. Finally, writing an article doesn't do any good unless you get it in front of your target audience. In addition to publishing your articles on your own Web site or in your newsletter, consider sending them to publishers of print and electronic newsletters, and submit them to Web sites that publish articles on your topic. See the Resource Box below for ideas of specific Web sites where you may want to submit your articles. And remember to always include your contact information so that readers will know how to reach you.

Hopefully, these tips will get you on your way to publishing plenty of articles that will get noticed and yield results. But if you'd like even more direction to get you started, contact The WriteShop for information about our inexpensive special report, "Article Starter: A Resource Guide to Writing Business Articles That Get Results." E-mail us today at info@writeshoponline.com.

Jika Naskah Ditolak




Kembali kita kuatkan keyakinan naskah ditolak bukanlah akhir segalanya. Yang demikian itu hanyalah proses rute yang harus dilalui sebelum berhasil adalah kenyataan wajib yang mesti dialami. Lantas apa saja langkah-langkahnya?

Pertama, dokumentasikan naskah-naskah itu, jangan sampai dibuang. Belum tentu ide yang terkandung dalam tulisan tersebut bisa ketemu di lain waktu. Percayalah ide itu amat mahal. Untuk mendapatkan ide terkadang para penulis membayar mahal karena harus pergi ke tempat tertentu. Dari sudut falsafah, ide bagus tidak bisa dibandingkan dengan rupiah.

Kedua, memperbaiki naskah. Sering kali kita menganggap saat merampungkan naskah, terasa sudah sempurna. Tidak terdapat kekurangan. Seolah-olah berani diuji dengan rekan lainnya. Namun selang beberapa waktu (bisa jadi hitungan tahun) kok lucu, di sana-sini nggak nyambung. Saat tahu kondisi tersebut, inilah kesempatan untuk memperbaikinya.



Ketiga, bandingkan dengan tulisan-tulisan lain yang dimuat. Selera redaktur sangat menentukan. Dengan segala keobyektifan dan kesubyektifan menjadi kata kunci. Karenanya, mempelajari tulisan yang dimuat itu penting. Koran, tabloid atau majalah masing-masing punya karakter tersendiri. Bila tulisan yang kita kirim sama “nafasnya”, besar peluang untuk diterima.

Keempat, melengkapi sumber tulisan. Menambah banyak warna pasti makin meriah. Sangatlah penting untuk membaca, mencatat, atau memiliki ensiklopedi, info terkini, dan bahan-bahan (buku) rujukan yang biasanya dijadikan sumber utama (standar).

Simak tulisan Jalaluddin Rakhmat. Kiai yang pakar komunikasi itu jika membuat tulisan kaya dengan berbagai tinjauan. Misal, ia menulis tentang “istiqomah”, tapi tidak sebatas menggunakan dalil naqli (Al-Qur’an, As-Sunnah) saja. Beliau mengurai dengan pendekatan sejarah, psikologi, logika, budaya dan data-data teranyar.

Sangatlah penting untuk membaca, mencatat atau memiliki ensiklopedia, internet, media massa terbitan baru, info terkini dan bahan-bahan (buku) rujukan yang biasa dijadikan sumber utama (standar).

Kelima, membebaskan tulisan dari teori baku. Memang penulis pemula sangat meniru gaya idola penulis pujaanya. Kata Aristoteles, meniru adalah awal dari sebuah seni.

Pada urutan kelima ini bukan berarti meniadakan teori-teori yang sudah ada. Teori menulis yang sudah dipelajari tetap kita pertahankan. Cuma jangan terpaku. Masih ada teori atau gaya lain. di luar negeri terdapat teori bernama teori lingkaran. Belakangan antara lain dikenalkan oleh DR. Dedi Supriadi. Untuk menuju ke titik tengah lingkaran, kita boleh memasukinya dari garis mana saja. Sederhananya, banyak cara untuk menulis. Keterkaitan dengan unsur emosi ini bisa membuat tulisan lebih segar dan renyah. Contoh, biasanya dari umum ke khusus, kita dapat memulai dari khusus ke umum.

Keenam, rutin menulis lagi. Sudah menjadi alasan klasik untuk menyembunyikan diri dari ketidakberdayaan dalam olah tulis menulis. “Waktu saya tersita, besoklah saya akan memulai”, betapa sering kita mendengar kata-kata itu. Padahal mulanya menggebu-gebu sesemangat 45.

Para penulis sukses di tengah kesibukannya menyediakan waktu khusus unutk menulis. Ada yang sehari menulis 3 – 4 jam sehari.Yus R. Ismail mengagumi rekannya seorang cerpenis belia aktivis Forum Lingkar Pena (FLP). Ia menulis setiap dini hari usai shalat malam sampai menjelang waktu shubuh. Hasilnya menakjubkan, kawan kita ini (masih SMU) sudah menulis empat buku.

Ketujuh, adakah silaturahmi dengan para penulis yang jadi atau milih profesi menulis sebagai pilihan mencari nafkah.

Langkah ini sangat membantu. Banyak yang menyangka orang tenar sulit dihubungi. Benar, tapi bukan berarti tidak bisa sama sekali. Pasti ada dan menerima kesempatan unuk kita. Kita mendapatkan berbagai pengalaman dan ilmu yang menguatkan “ruh” semangat kepenulisan.

Saya pernah mengunjungi tempat aktivitas dan bertemu dengan sosok penulis bergengsi negeri ini, antara lain: Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, Gola Gong, Amin Rais, Kuntowijoyo dan sejumlah penullis kawakan yang berdomisili di Bandung. Alhamdullillah, dari beliau-beliau saya memperoleh tambahan tenaga berlipat-lipat. Meski ratusan naskah saya ditolak, saya bersyukur semangat dan kreativitas tulis menulis masih terpelihara. Lumayan, sudah belasan media yang mempublikasikan. Dan teramat yakin bilangan angka terus menanjak.

Tidak ada alasan untuk berhenti menulis. Cuma karena belum dimuat. Menulis kembali dan kembalilah menulis. Penolakan naskah itu persyaratan wajib bagi siapa saja yang ingin sukses menulis. Selamat menulis.

By Lilis Nihwan